diakhiri dengan indah...

Saat harus berkemas dan berhenti
kau harus tahu, ini bukan karena ketidakmampuanku menunggu.
Terpaksa bergerak dari labuhan, semata karena aku tak sanggup tenggelam.

Kau harus lihat, kuturunkan sekoci dari harapan yang karam,
memangkas layar-layar penantian, pergi dari kepercayaan.
Bukan karena aku menyerah,
hanya karena kau ternyata tak pernah sama.
Tak pernah sama seperti yang kuduga pernah ada.
Kompas hati menunjuk arah yang salah, karena kurasa bumi ingin aku belajar,
mengarungi samudera bertepi semu macam hatimu.
Ini bukan soal hati yang luka, bukan, tenang saja.
Hanya masalah pribadi antara logika dan harga diri.
Kau tak perlu memahami, tak pernah perlu.
Jika saatnya tiba, kelak kau akan mengerti,
ini hanya sebuah pembebasan diri yang terjerat mimpi.
Konfigurasi maya yang penuh ironi.
Aku perlu bangun, beranjak dari ketidakberdayaan menghadapimu.
Jadi, kubentangkan layar, berharap angin mengusaikan kait tak wajar yang menyatukan kita.
Lalu, sekociku bergerak perlahan menuju senja,
Kisah hari ini, diakhiri dengan indah...


0 komentar:

Posting Komentar